Islam Agama Rahmat


Islam Agama Rahmat


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا ،

مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ ،

وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ،

أَمَّا بَعْدُ :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ  [آل عمران : 102]

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا  [النساء : 1]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (71) [الأحزاب : 70 ، 71]


q  Rahmat (kasih sayang) adalah misi yang dibawa oleh ajaran Islam

Allah -Ta'ala- berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS. Al-Anbiya: 107)

Syaikh Asy-Syinqithiy -rahimahullah- berkata,
ذَكَرَ - جَلَّ وَعَلَا - فِي هَذِهِ الْآيَةِ الْكَرِيمَةِ أَنَّهُ مَا أَرْسَلَ هَذَا النَّبِيَّ الْكَرِيمَ - صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ - إِلَى الْخَلَائِقِ إِلَّا رَحْمَةً لَهُمْ ؛ لِأَنَّهُ جَاءَهُمْ بِمَا يُسْعِدُهُمْ وَيَنَالُونَ بِهِ كُلَّ خَيْرٍ مِنْ خَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِنِ اتَّبَعُوهُ .
وَمَنْ خَالَفَ وَلَمْ يَتَّبِعْ فَهُوَ الَّذِي ضَيَّعَ عَلَى نَفْسِهِ نَصِيبَهُ مِنْ تِلْكَ الرَّحْمَةِ الْعُظْمَى .
"Allah –Jalla wa Alaa- telah menyebutkan di dalam ayat yang mulia ini bahwa Dia telah mengutus Nabi yang mulia ini -Shallallahu alaihi wa sallam-  kepada makhluk-makhluk sebagai rahmat (kasih sayang) bagi mereka. Karena, beliau mendatangkan kepada mereka sesuatu yang membahagiakan mereka dan dengannya mereka akan meraih semua kebaikan dunia dan akhirat, jika mereka mengikuti beliau.
Barangsiapa yang menyelisihi (beliau) dan tidak mau mengikut, maka dialah yang menyia-nyiakan bagian dirinya dari rahmat yang besar itu." [Lihat Adhwa' Al-Bayan (4/250-251)]


q Apa yang dikatakan oleh Syaikh Asy-Syinqithiy -rahimahullah- sejalan dengan sabda Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- :
((إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِىٌّ قَبْلِى إِلاَّ كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ))

"Sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun sebelumku, kecuali harus baginya untuk menunjuki umatnya kepada kebaikan sesuatu yang ia ketahui bagi mereka, dan mengingatkan mereka tentang sesuatu yang ia ketahui bagi mereka." [HR. Muslim (no. 1844)]

q Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- membawa rahmat berupa syariat dan agama yang melahirkan kedamaian dan kasih sayang diantara manusia.

Rahmat (kasih sayang) tersebut bukan hanya dirasakan oleh manusia, bahkan juga hewan-hewan merasakan rahmat Islam.

Dalil-dalilnya :

1) Diantara Kasih Sayang Islam kepada Hewan : Larangan Membuat Hewan Kelaparan dan Membebaninya dengan Angkutan yang Berlebihan

Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
أَفَلاَ تَتَّقِى اللهََ فِيْ هَذِهِ الْبَهِيْمَةِ الَّتِى مَلَّكَكَ اللهُ إِيَّاهَا، فَإِنَّهُ شَكَى إِلَىَّ أَنَّكَ تُجِيعُهُ وَتُدْئِبُهُ
“Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dalam binatang ini, yang telah dijadikan sebagai milikmu oleh Allah, karena ia (binatang ini) telah mengadu kepadaku bahwa engkau telah membuatnya letih dan lapar”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (1/400)]. Di-shohih-kan oleh Syaikh Albaniy dalam Ash-Shohihah (20)]

2) Diantara Kasih Sayang Islam kepada Hewan :  Larangan Menungganginya dan Membiarkannya Berdiri Lama di Tempat Bagaikan Kursi.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
اِرْكَبُوْا هَذِهِ الدَّوَابَّ سَالَِمَةً وايتدعوها سَالِمَةً وَلَا تَتَّخِذُوْهَا كَرَاسِي
“Tunggangilah hewan ini dalam keadaan ia sehat. Biarkanlah ia dalam keadaam sehat, dan jangan engkau menjadikannya sebagai kursi”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (3/440). Di-shohih-kan oleh Syaikh Albaniy dalam As-Shohihah (21)]

3) Diantara Kasih Sayang Islam kepada Hewan :  Menungganginya dalam Keadaan Ia Sehat dan Mampu Mengangkut Barang atau Manusia.

Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah melewati seekor onta yang kempis perutnya (lapar) seraya bersabda,
اِتَّقُوْا اللهَ فِيْ هَذِهِ الْبَهَائِمِ المعجمة فَارْكَبُوْهَا صَالِحَةً وَكُلُوْهَا صَالِحَةً
“Bertakwalah kalian atas binatang-binatang yang bisu ini, maka tunggangilah ia dalam keadan ia baik (sehat dan mampu), dan makanlah ia dalam kondisi yang baik (gemuk)”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (2548). Lihat Ash-Shahihah (23)]

4)  Diantara Kasih Sayang kepada Hewan : Adanya Larangan Mengasah Belati (Pisau) di Depannya.

Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah melewati seorang laki-laki yang meletakkan kakinya pada pipi kambingnya, sedang ia mengasah belatinya dan kambing itu juga memperhatikannya dengan kedua matanya. Maka beliau -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
أَفَلَا قَبْلَ هَذَا ؟ ! أَتُرِيْدُ أَنْ تُمِيْتَهَا مَوْتَتَيْنِ
“Mengapa engkau tidak mengasahnya sebelum ini? Apakah engkau mau membunuhnya dua kali?!” [HR. Ath-Thabraniy dalam Al-Kabir (8/140/1) dan Al-Baihaqiy dalam As-Sunan (9/280). Lihat Ash-Shohihah (24)]

Penutup Khutbah Pertama :
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ _ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Pembuka Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ،

وَأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ،

وَأْشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ :
اَلدَّاعِيْ إِلَى رِضْوَانِهِ، اَلْهَادِيْ إِلَى إِحْسَانِهِ،

وَصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَعْوَانِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ

((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ)) [آل عمران : 102]



5) Diantara Kasih Sayang Islam kepada Hewan : Adanya Larangan Memisahkan Anak Binatang dari Induknya

Abdullah bin Mas’ud -radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Dulu kami bersama Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- di dalam suatu safar. Kemudian beliau pergi untuk suatu hajat. Kami pun melihat dua ekor burung bersama dua ekor anaknya. Kemudian kami ambil dua ekor anaknya tersebut. Setelah itu datanglah Nabi seraya berssabda,
مَنْ فَجَعَ هَذِهِ بِوَلَدِهَا ؟ رُدُّوْا وَلَدَهَا إِلَيْهَا
“Siapakah yang mengagetkan burung ini dengan (mengambil) anaknya? Kembalikan anaknya kepadanya”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (2/146). Lihat Ash-Shahihah (25) oleh Syaikh Syaikh Albaniy]

6) Diantara Kasih Sayang Islam kepada Hewan : Adanya Perintah untuk Menyayangi Binatang

Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
وَالشَّاةُ اِنْ رَحِمْتَهَا رَحِمَكَ اللهُ
“Sesungguhnya kambing, apabila engkau sayangi, maka Allah Akan menyayangimu.’ [HR. Al-Bukhary dalam Al-Adab Al-Mufrad (373), Ath-Thabraniy dalam Ash-Shagir (hal. 6) dan selainnya. Lihat Shahih Adab (hal. 132)]  

7) Diantara Kasih Sayang dan Rahmat Islam kepada Bianatang : Orang yang Menyayangi Binatang Akan Diampuni Dosa-dosanya.

Menyayangi binatang merupakan perkara yang memiliki keutamaan yang tinggi. Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
بَيْنَمَا كَلْبٌ يَطِيْفُ بِرَكِيَّةٍ قَدْ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ ؛ إِذْ رَأَتْهُ بَغْيٌ مِنْ بَغَايَا بَنِيْ إِسْرَائِيْل فَنَزَعَتْ مُوْقَهَا فَاسْتَقَتْ لَهُ بِهِ فَسَقَتْهُ إِيَّاهُ فَغَفَرَ لَهَا بِهِ
“Tatkala ada seekor anjing yang mengelilingi sebuah sumur, ia hampir-hampir mati karena haus. Tiba-tiba ia dilihat oleh seorang wanita pelacur di antara pelacur-pelacur Bani Israil. Kemudian wanita itu melepaskan selopnya seraya mengambilkan air untuk anjing itu dengan menggunakan selop itu. Ia pun memberi minum kepada anjing itu. Lantaran itu Allah mengampuni dosa wanita itu”. [HR. Al-Bukhary dalam Ash-Shahih (3278) dan Muslim dalam Ash-Shahih (2245). Lihat Ash-Shahihah (30) ]


Doa Penutup Khutbah
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ رَضِيَ لَنَا اْلإسْلاَمَ دِيْنًا، وَنَصَبَ لَنَا الدَّلاَلَةَ عَلَى صِحَّتِهِ بُرْهَاناً مُّبِيْناً، وَأَوْضَحَ السَّبِيْلَ إِلَى مَعْرِفَتِهِ وَاعْتِقَادِهِ حَقًّا يَّقِيْناً، وَوَعَدَ مَنْ قَامَ بِأَحْكَامِهِ وَحَفِظَ حُدُوْدَهُ أَجْراً جَسِيْماً،

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِّلََّذِينَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

وَصَلى الله وسَلم عَلَى مُحَمد تسليمًا كَثيْرًا وآخر دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ ِللهِ  رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

شرح الحديث 112 - 113 - الترغيب في نشر العلم والدلالة على الخير - من صحيح الرغيب

شرح الحديث 66 من رياض الصالحين